Selasa, 28 April 2015


Selamat malam pejalan kaki (Sebutan untuk pembaca WP ku yang baru seumur jagung ini) :D. Mungkin seharusnya pagi, karena keterangan dipojok kanan bawah menunjukan pukul 0:34.

Ubuntu merupakan sistem operasi yang bersifat open source (gratis) dan tentunya memiliki kualitas.

Pada tanggal 25 April 2015, salah satu keluarga Linux ini telah merilis versi Ubuntu terbaru, yakni Ubuntu 15.04 (Vivid Vervet). Angka 15.04 juga menandakan tahun dan bulan rilis versi Ubuntu yang satu ini, yakni 2015 April.

Banyak orang yang ingin menggunakan Ubuntu tanpa harus kehilangan OS yang sedang digunakannya, salah satu orang itu adalah Saya sendiri :D. Saya pun bertanya-tanya, bagaimana caranya menggunakan Ubuntu tanpa harus menghilangkan OS Windows 8.1 tercinta ini, walaupun crack tetapi sudah banyak data penting didalamnya. Akan tetapi, karena memang ingin berhenti mengcrack software yang telah susah payah diciptakan oleh developer, maka saya pun tetap bertekat mencari cara agar dapat menginstal Ubuntu versi terbaru ini tanpa harus mengorbankan Windows 8.1.

Karena laptop saya termasuk yang tidak dapat menggunakan VirtualBox (salah satu software untuk membangun OS didalam OS) maka saya menemukan cara lain, yakni Dual Boot.

Jadi, apa itu dual boot ?

Dual boot adalah sebutan menginstal beberapa OS kedalam sebuah laptop.

Setelah membaca lebih banyak tentang dual boot, maka saya menjadi yakin, ini merupakan jalan untuk menginstal Ubuntu didalam laptop bersama dengan Windows 8.1 :D.

Bagi pejalan kaki yang masih takut dengan dual boot, akan saya paparkan keuntungan serta kerugian dari fitur ini.

Keuntungan

  1. Dapat menginstal beberapa OS kedalam sebuah laptop, sehingga mengurangi resource yang digunakan. Hanya dengan satu laptop saja sudah dapat menggunakan beberapa OS, ekonomiskan :p ?
  2. Kelihatan banget kayak programmer :p padahal mah baru mau belajar hahaha (yang ini bercanda 😀 )
  3. Kamu dapat belajar banyak OS, contohnya kalau kamu bosan dengan Ubuntu, kamu dapat mencoba OS lain, salah satunya adalah Fedora (Fedora merupakan salah satu keluarga Linux juga) dan banyak OS open source lainnya.
  4. Menambah ilmu banget loh.

Oke, sekarang kerugiannya.

Kerugian

  1. Akan memakan space harddisk, tentunya perlu harddisk yang memiliki kapasitas penyempinan cukup besar dulu untuk dapat melakukan dual boot ini. Kalau saya sendiri menggunakan laptop yang memiliki kapasitas penyimpanan 500GB.
  2. Salah sedikit saat instalasi dapat menyebabkan boot loader untuk windows tidak dapat dijalankan. Hal ini dapat terjadi apabila saat instalasi nanti pejalan kaki melakukan kesalahan atau tidak mengikuti arahan yang diberikan dibawah ini.
  3. Menjawab rasa penasaran teman-teman semua hehehehe :D.

Banyak teman-teman pejalan kaki yang bertanya, seperti ini.

Bener gak sih, kalau seandainya nanti dual boot penyimpanannya bisa jadi acak-acakan ?

Jujur sih, kalau untuk yang satu ini, Windows tidak akan dapat mengganggu gugat penyimpanan Ubuntu kecuali menghapus drivenya secara langsung, akan tetapi Ubuntu dapat mengakses, menyimpan dan juga menghapus file yang ada pada partisi Windows :p, kerenkan ?

Jadi intinya, kalau kita gak ganggu gugat milik Windows, ya tentu tidak akan terjadi hal yang buruk.

Oke, karena sudah tau keuntungan dan juga kerugiannya, sekarang teman-teman pejalan kaki semua dapat membuat keputusan, apakah mau menjadi Dual Booter, atau tetap setia dengan satu OS didalam laptop.

Bagi yang ingin menjadi penjelajah seperti saya ini :p, dapat melanjutkan langkah-langkah dibawah ini, bagi yang belum tidak apa-apa, bila suatu hari tertarik, dapat berkunjung kembali kesini.


Sekarang, kita akan membahas apa saja yang diperlukan untuk menginstal OS Ubuntu bersamaan dengan Windows 8.1 didalamnya.

Persyaratan / Requirement

  1. Memiliki .ISO Ubuntu, bagi yang belum punya dapat didownload pada link Download Ubuntu 15.04, sebelum download, pastikan yang dipilih adalah 15.04, karena pada masa saya menulis artikel ini versi tersebut merupakan yang terbaru.
  2. Pada panduan ini, menggunakan tipe disk windows GPT (untuk keterangan lebih lanjut GPT dapat dicari di Mbah Google) serta menggunakan UEFI (sama kok, bisa tanya sama si Mbah hehehe).
  3. Menyediakan space sekitar 80GB sebagai tempat bernaung Ubuntu. Bagaimana caranya ? Bagi yang belum tahu dapat mengikuti langkah-langkah dibawah ini, karena gambarnya belum ada, maka sementara kita akan menggunakan link dari sumber lain yang cukup jelas, link dibawah ini merupakan salah satu web yang dapat dipercaya, karena post yang dibuat tidak asal-asalan, yakni Membuat, Menghapus dan Format Partisi di Windows. Harap diingat, tolong berhati-hati ketika ingin melakukan hapus atau format partisi, karena apabila teman-teman menghapus partisi yang digunakan oleh Windows (biasanya ditandai sebagai drive C) atau partisi yang digunakan sebagai tempat penyimpanan data, maka data akan hilang dan tidak tentu dapat dikembalikan atau tidak. 
  4. Berikutnya, membuat Live CD (dengan metode burning) atau membuat Live USB, yang nantinya berisikan instaler OS Ubuntu tersebut. Saya pribadi menyarankan untuk menggunakan Live USB, karena instalasi akan jauh lebih cepat menggunakan USB dibandingkan dengan CD. Apabila menggunakan CD, ketika kualitas CD memburuk, maka instalasipun akan berlangsung lama (karena optik akan kesulitan membaca CD tersebut). Panduan untuk membuat Live CD dapat dilihat pada link berikut, Cara Membuat CD Instalasi Ubuntu dengan CD, bagi yang ingin menggunakan USB, dapat mengikut panduan yang ada dikanan kita ini, Membuat USB Bootable dengan Rufus.

Bagi yang sudah memenuhi persyaratan diatas, maka dapat melanjutkan pada tahap berikutnya.


Langkah berikutnya adalah, memulai instalasi, teman-teman pasti sudah tidak sabar dengan hal ini hahaha :D.

Tanpa basa-basi lagi, tanpa penundaan, tanpa banyak kata, tanpa blablablabla (kok malah makin panjang), berikut adalah langkah-langkah untuk instalasi Dual Boot Windows 8.1 dengan Ubuntu 15.04.

  1. Setting BIOS, agar membaca Live USB (bagi yang menggunakan USB) atau membaca CD dahulu (bagi yang menggunakan CD) terlebih dahulu sebelum harddisk ketika boot, karena apabila membaca harddisk terlebih dahulu, teman-teman pejalan kaki tidak akan dapat masuk ke mode instalasi yang ada pada Live USB, bagi yang belum tahu bagaimana caranya, dapat dicari menggunakan mesin pencarian canggih, yakni Google, karena tidak setiap merk laptop atau komputer akan sama panduannya, akan tetapi, berikut saya berikan garis besar untuk masuk ke BIOS dan mengubah urutan bootnya. Mengubah Urutan Boot pada BIOS, link tersebut mungkin dapat membantu teman-teman pejalan kaki untuk mengubah urutan Bootnya.
  2. Setelah muncul tampilan dibawah ini, teman-teman dapat memilih “Try Ubuntu” (Mungkin kalimatnya akan sedikit berbeda), atau “Install Ubuntu”. Perbedaannya, pilihan nomor 1, akan membawa teman-teman untuk menikmati Ubuntu sesaat, sehingga teman-teman dapat melakukan ini-itu terlebih dahulu, seperti mencoba membuka LibreOffice (Microsoft Office di Ubuntu) dan banyak lainnya. Pada umumnya teman-teman akan mulai membandingkan anatara Ubuntu dan Windows pada tahap ini, sedangkan pilihan nomor 2 akan memulai proses instalasi langsung. So, make a choice !?

    Instalasi Ubuntu GRUB
    Menu awal setelah masuk ke Live CD / USB
  3. Karena saat instalasi yang saya pilih adalah nomor 1, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Untuk memulai instalasi dapat melakukan klik pada icon harddisk yang ada didesktop dengan tulisan “Install Ubuntu 15.04”.

    Live CD Ubuntu 15.04
    Tampilan awal setelah memasuki LiveCD Ubuntu
  4. Setelah icon tersebut didouble click, maka tampilan berikut akan muncul. bahasa yang dipilih akan digunakan selama proses instalasi. Teman-teman bebas memilih bahasa apa yang ingin digunakan, mohon jangan pilih yang aneh-aneh ya :D, teman-teman juga dapat memilih bahasa Indonesia lohh.

    Pilih bahasa
    Pilih bahasa untuk instalasi
  5. Sejauh ini yang telah kita lakukan adalah double click icon instalasi yang ada didesktop, serta memilih bahasa, berikutnya adalah memilih jaringan, hal ini dimaksudkan untuk mendownload update selama proses instalasi. Langkah ini hanyalah opsional, apabila teman-teman tidak ingin memilih jaringanpun bisa, pilih radio button yang bertuliskan “I don’t want to connect to a wi-fi network right now”.

    Memilih Jaringan
    Memilih Jaringan (optional)
  6. Berikutnya adalah tahap dimana pengecekan ulang dilakukan, sangat disarankan untuk melakuakn charging laptop selama penginstalan dilakukan karena apabila laptop kehabisan baterai saat proses instalasi berlangsung, dikhawatirkan terjadi hal buruk diluar dugaan teman-teman.Selain itu, terdapat dua check box dibawah, bila kita mencentang check box yang pertama, maka update akan dilakukan selama proses instalasi (hal ini hanya dapat dilakukan apabila memilih jaringan pada langkah sebelumnya). Sedangkan, fungsi check box kedua adalah memutar MP3, karena apabila kita tidak mencentang check box kedua ini, setelah instalasi selesai dan kita ingin memainkan musik, maka Ubuntu tidak akan dapat menjalankannya. Jadi saya sarankan untuk mencentang check box yang kedua.

    Pengecekan sebelum instalasi
    Pengecekan sebelum instalasi dimulai
  7. Kita sudah sampai ditahap ketujuh. Pada tahap ketujuh ini, teman-teman diminta untuk memilih jenis instalasi. Terdapat empat radio button, berikut fungsinya
    1. Radio button yang pertama berfungsi untuk melakukan instalasi Ubuntu berdampingan dengan Windows. Saya agak khawatir dengan yang satu ini, karena apabila drive windows saya tertiban oleh Ubuntu, maka habislah sudah :D.
    2. Menghapus seluruh isi harddisk dan menginstal Ubuntu, mungkin teman-teman akan memilih ini ketika tidak ada dapat penting pada OS sebelumnya serta mengurungkan niat untuk Dual Boot dan lebih memilih menjadi pengguna Ubuntu, hehehe.
    3. Something else. Kedengerannya tidak meyakinkan, tapi radio button inilah yang saya pilih, karena dengan memilih radio button ini, maka saya dapat menentukan partisi apa yang akan saya buat. Dengan kata lain partisi Windows akan tetap aman.

      Jenis Instalasi
      Jenis instalasi yang ditawarkan Ubuntu
  8. Oke, karena memilih radio button “Something Else”, tentunya kita akan diminta untuk membuat partisi sendiri, tidak perlu takut ataupun bingung partisi apa saja yang perlu dibuat. Berikut daftar partisi yang saya sarankan untuk dibuat.
    1. Partisi “/” (Garis Miring) atau biasa disebut dengan “root”, merupakan partisi yang sifatnya sama seperti drive C pada Windows, dengan kata lain OS akan diletakan pada partisi ini, saya sarankan ukurannya 40 GB, sudah cukup dan masih menyimpan banyak free space, mungkin karena saya hanya menginstal sedikit program.
    2. Partisi “/boot”, partisi ini akan digunakan sebagai tempat menyimpan boot loader Ubuntu, apabila teman-teman tidak menyediakan partisi ini, maka Ubuntu akan memilih untuk menghapus boot loader yang pada harddisk. Intinya, teman-teman akan bisa booting ke Ubuntu, tetapi tidak ke Windows, karena boot loadernya sudah dihapus, tentu bisa diperbaiki tapi akan memakan waktu, dan akan dibahas pada post berikut. Untuk space, sediakan 500 MB.
    3. Partisi “/home”. pada Windows, ini lebih mirip dengan drive D, atau tempat penyimpanan data pribadi. Karena data pribadi saya cukup banyak, saya menyediakan space 100 GB.
    4. Partisi “swap area”, sesuai namanya “swap area” digunakan apabila penggunaan RAM berlebihan, maka partisi ini akan digunakan sebagai pembantu RAM. Karena saya akan menggunakan Ubuntu untuk membuat program Android yang membutuhkan RAM cukup banyak, saya menyediakan kurang lebih 12 GB. Ukuran partisi tergantung dengan RAM yang terdapat pada laptop teman-teman pejalan kaki, biasanya ukurannya 1,5 sampai 3 kali ukuran RAM teman-teman (ukuran ini berlaku di Windows).

      Membuat Partisi
      Membuat Partisi untuk Ubuntu
  9. Pertama-tama, kita akan membuat partisi “/” atau “root”, pilih baris free space, lalu tekan tanda tambah yang ada dibawahnya, maka akan muncul kotak, lalu pilihlah dengan tepat seperti keterangan dibawah ini.
    1. Size = 40960 (hasil perkalian dari 40 * 1024)
    2. Type for the new partition = Logical
    3. Location for the new partition = Beginning of this space
    4. Use as = Ext4 journaling file system
    5. Mount point = /

      Membuat partisi "root"
      Setelah membuat partisi “/” atau “root”
  10. Partisi “root” berhasil dibuat, berikutnya adalah membuat partisi “/boot”, klik tanda tambah, lalu ikuti gambar dibawah ini,
    Membuat partisi boot
    Membuat partisi boot

    Setelah selesai tekan OK, maka tampilannya akan berubah. Tampak pada gambar dua partisi baru yaitu, “/” dan “/boot”.

    Setelah membuat partisi "/boot"
    Setelah membuat partisi “/boot”
  11. Dua partisi baru telah dibuat, kini saatnya membuat partisi tempat penyimpanan data pribadi, yaitu partisi “/home”.

    Membuat partisi "/home"
    Membuat partisi “/home”.
  12. Apabila sudah, tekan OK, maka partisi yang dibuat akan bertambah lagi. Kini teman-teman telah membuat tiga partisi, yaitu “/”, “/boot” dan “/home”.

    Telah terbuat partisi "/". "/boot" dan "/home".
    Telah terbuat partisi “/”. “/boot” dan “/home”.
  13. Kini saatnya membuat partisi terakhir, yaitu “swap area”, seperti biasa, tekan tambah pada layar, lalu akan muncul kotak dialog dan ikuti sesuai dengan gambar dibawah ini (jika mau, hehehe. Ingat loh partisi swap ini saya buat cukup besar, teman-teman dapat membuat ukuran yang jauh lebih kecil seperti 2 GB atau 1 GB tidak masalah).

    Membuat partisi "swap area"
    Membuat partisi “swap area”
  14. Setelah selesai, tekan OK, maka empat partisi yangi direkomendasikan telah terbuat, masa-masa untuk menjalankan proses instal pun semakin dekat, siapkan dirikalian wahai pejalan kaki :D. Apabila telah ditekan OK, maka total partisi yang telah terbuat ada empat (kan udah dikasih tau diatas, kok diomongin lagi :D, kelupaan hehehe).

    Empat partisi telah terbuat
    Empat partisi telah terbuat
  15. OK, sedikit lagi proses instalasi akan segera dimulai, kini hampir saatnya tiba, akan tetapi sebelum dimulai, teman-teman semua harus mengganti dahulu partisi yang akan digunakan sebagai tempat untuk menginstal boot loader. Pada combo box yang terdapat dibawah, secara default partisi yang akan digunakan untuk instalasi adalah harddisk dan lokasi akan ditentukan secara otomatis, akan tetapi bila hal ini dibiarkan, maka boot loader Windows akan terhapus, resiko terbesar, sementara kita tidak dapat masuk ke Windows hingga boot loader Windows diperbaiki, sedangkan ini akan memakan waktu yang cukup lama. Intinya kita harus menggantinya ke partisi “/boot” yang baru saja kita buat. Karena pada gambar ini partisi “/boot” nya ada pada /dev/sda7, maka kita arahkan lokasi instalasi pada /dev/sda7, contohnya seperti gambar dibawah.

    Arahkan lokasi instalasi boot loader ke partisi "/boot"
    Arahkan lokasi instalasi boot loader ke partisi “/boot”
  16. Bila lokasi instalasi boot loader telah diarahkan ke “/boot”, maka langkah berikutnya adalah pilih “Install now”, dan akan muncul seperti pada gambar, kotak tersebut muncul untuk mengkonfirmasi partisi yang akan dibuat. Bila sudah yakin tekan OK.

    Make sure partisi yang dibuat sudah benar.
    Make sure partisi yang dibuat sudah benar.
  17. Apabila telah menekan tombol “Continue”, maka berikutnya teman-teman diminta untuk memilih lokasi teman-teman berada. Karena saya tinggal di Indonesia dan belum pernah keluar negeri, saya pilih Jakarta.

    Pilih lokasi
    Pilih lokasi
  18. Sudah jauh nih, kok belum memulai instalasi juga ya ? Tenang teman-teman, sabar, sabar hehehe. Kini kita diminta untuk memilih keyboard, layout. Ini sangat penting, apabila salah memilih, nanti ketika keyboard kita akan menjadi aneh. Umumnya Keyboard Layout yang dipilih adalah English (US), jadi saya pilih English (US).

    Pilih Keyboard Layout
    Pilih Keyboard Layout
  19. “Who are you?”, wah Ubuntu sampai nanya siapa kita nih, kasih tau aja teman-teman, dengan cara ketik nama kita, nama komputer, user dan juga password tentunya. Ini akan digunakan untuk membuat user Ubuntu teman-teman pejalan kaki. Hampir saya kelupaan, perkenalkan partner saya, teman hidup selama gak ada pacar hehehe, NOIRed (itu nama laptop saya). Menurut saya sendiri artinya cukup bagus, gabungan dua bahasa, yaitu Prancis dan Inggirs (NOIR berarti hitam) dan (Red berarti merah). Nama itu saya pilih karena laptop saya berwarna merah dan hitam hehehe, NOIRed akan menemani teman-teman semua berpetualang didunia Ubuntu.

    Masukan data untuk membuat user
    Masukan data untuk membuat user
  20. Setelah kita tekan tombol “Continue”, akhirnya proses instalasi DIMULAI. Hal ini ditandai dengan slide yang mondar-mandir dan juga progress bar yang berjalan. Sambil menunggu ada baiknya tiduran. atau baca SMS, BBM, main Let’s Get Rich ataupun COC, karena akan cukup lama, sekitar 30 menit apabila menggunakan Live USB.

    Proses instalasi dimulai
    Proses instalasi dimulai.
  21. Setelah proses instalasi selesai, maka akan memunculkan kotak berikut. Apabila teman-teman memilih “Continue Testing”, teman-teman tidak akan keluar dari Live USB ataupun CD sehingga masih dapat mencoba fitur-fitur Ubuntu, tapi untuk apa ? teman-teman kan sudah menginstalnya sendiri, jadi lebih baik memilih “Restart Now”. setelah ditekan, tak lama kemudian komputer akan mati dan memasuki mode restart. Install Ubuntu - 20

Permasalahan

Sampai pada tahap ini, proses instalasi sudah selesai dilakukan, akan tetapi ketika restart, maka komputer / laptop kita akan langsung masuk ke Windows. Kenapa ? Ini memang benar, karena Windows memang selalu diload diawal, sehingga kita harus mengkonfigurasi sedikit grub.cfg (file untuk konfigurasi GRUB) di Ubuntu nanti.

Tapi, gimana caranya masuk Ubuntu, sedangkan saat restart saja langsung masuk ke Windows ?

Tenang, ada kok caranya, berikut langkah-langkah untuk boot ke Ubuntu secara manual.

  1. Sekarang coba teman-teman matikan komputer, lalu hidupkan kembali.
  2. Saat loading, tekan tombol untuk masuk ke Boot Menu (hampir sama seperti BIOS, bedanya kita dapat langsung memilih mau boot kemana. Nanti akan ada pilihan untuk boot ke Ubuntu). Setiap laptop memiliki tombolnya masing-masing, kalau HP tombol yang digunakan untuk masuk ke Boot Menu Entry adalah F9, untuk mengetahui tombolnya apa, teman-teman dapat menekan tombol ESC berulang-ulang sesaat setelah komputer dihidupkan, biasanya nanti akan muncul keterangan tombol apa saja yang dapat ditekan serta deskripsi kegunaannya. Akan tetapi apabila langkah tersebut gagal, dapat dicari caranya di Mbah Google, salah satunya seperti link ini Tombol untuk Masuk ke Boot Menu. Terdapat beberapa merk laptop disana, untuk memilih tombol apa yang harus ditekan pilih kolom Boot Menu atau BIOS.
  3. Setelah ditekan, nanti akan muncul Boot Menunya, pilih Ubuntu. Takan lama akan muncul layar Ubuntu dalam keadaan Boot.

Selesai

Pada akhirnya, artikel yang ditulis dengan durasi 2 jam 20 menit ini dapat terselesaikan. Sebagai saran, tetap ikuti kelanjutan dari artikel ini, karena berikutnya kita akan membahas konfigurasi GRUB, sehingga tidak perlu susah payah masuk ke Boot Menu, melainkan nanti akan ada pilihannya lansung, mau boot ke Windows atau Ubuntu. Keren kan ? Tunggu kelanjutannya ya :D.

Terima kasih Pejalan Kaki !!! 😀 Jalanin aja duluuuuu 😀